Jin Bisa Disuruh Belanja

Dalam kaitannya dengan karomah, terdapat beberapa hal yang hampir mirip dengannya. Dunia ilusi mengenalnya dengan istilah sulap, di mana sudah menjadi rahasia umum sulap hanyalah sebuah permainan “badut” yang sarat dengan trik. Sementara dunia klenik dan mistis mengenalnya dengan kekuatan alam ghaib. Adakalanya terjadi kerancuan makna, kekuatan alam ghaib sering dianggap sebagai keramat. Kendati definisi makna antara keramat dan kekuatan alam ghaib hampir sama, namun pada dasarnya terdapat jurang perbedaan yang sangat bertolak belakang. 

Keramat turun secara tegak lurus (vertikal) dari Allah pada hamba yang dicintai-Nya. Sementara kekuatan alam ghaib merupakan dominasi kekuatan makhluk Allah seperti jin atau iblis yang datang secara mendatar (horizontal). Sudah sepantasnya keheranan tak perlu terjadi karena hal-hal aneh yang dilakukan orang-orang musyrik atau orang-orang yang tidak mengenal Tuhan (atheis). Mereka orang-orang Musyrik dan orang-orang atheis mengadakan persekongkolan dengan iblis untuk mereguk dahaga ambisi yang terkungkung dalam lingkaran obsesi. Sekiranya kaum Muslimin mau sedikit lelah meneliti hal ini niscaya tak akan ada yang didapat kecuali kekuatan sihir yang benar-benar nyata.

Dan mereka (orang-orang Musyrik) menjadikan jin sekutu bagi Allah. Padahal Allah lah yang menciptakan jin-jin itu” (Al- An’am : 100).

Apa manfaat yang dapat diperoleh dari persekongkolan itu? tiada sedikitpun yang dapat diambil manfaatnya. Persekongkolan itu hanya meninggalkan noda syirik yang tak akan pernah bisa dihapus. Sungguh Allah lebih berhak dari apapun dan yang Maha memiliki segala kemampuan.

Malaikat-malaikat itu menjawab : Maha Suci Engkau. Engkaulah Pelindung kami, bukanlah mereka (jin). Bahkan mereka telah menyembah jin. Kebanyakan mereka menyembah jin itu” (Q.S. Saba : 41).


Dunia alam ghaib mengenal jin sebagai mediator untuk menembus ruang atau hal-hal yang tidak terjangkau manusia. Daya pikir jin-jin itu lemah serta mudah sekali diperintah. Kesempatan ini buru-buru dipergunakan manusia untuk memetik keuntungan dari para jin itu. Eksploitasi jin begitu digandrungi, bukan hanya sekarang, dahulu pun di Betawi praktek jin-gate sudah menjadi trend orang-orang berkepandaian tinggi. Mereka adalah para jawara papan atas Betawi dengan gelang bahar hitam di pergelangan tangan dan bergolok di pinggang yang hobinya suka mengoleksi jin lokal dan mancanegara. Jadi, semakin tinggi ilmu batin seseorang semakin banyak jin yang dapat dipengaruhi. 

Ada beberapa cerita konyol jin yang saya tahu. Seorang kawan saya yang tinggal di kawasan sebelah barat Jakarta dikenal memiliki ratusan jin. Saking banyaknya ia memiliki jin, orang-orang menambahi kata “jin” pada nama belakangnya. Setiap malam Jumat, jangan harap dapat bertemu dengannya. Ia tidak mau diganggu. Istrinya paham betul apa yang biasa dilakukan suaminya. Karena untuk melewati malam yang satu itu kawan saya harus ekstra sibuk memberi makan jin-jinnya dengan wirid.

“Gimana makhluk-makhluk itu bisa kenyang friend kalau seminggu sekali hanya dikasih makan wirid...!” kata saya penuh heran.

Kawan saya hanya tersenyum kecil. Dia bilang, usia saya masih seumur jagung, ia menyarankan agar saya perlu banyak belajar tentang kultur budaya jin karena banyak kebiasaan dan pola hidup jin yang saya tidak ketahui. Apa yang saya ketahui tentang jin saat ini belum ada satu persennya. Katanya lagi dengan nada bicaranya yang terkesan menyudutkan. Ugh, nyelekit sekali kawan saya ini kalau bicara. Saya hanya bisa mendongkol dalam hati. Kawan saya berkata benar. Diam-diam saya mengakui meski usianya baru memasuki kepala lima, tapi untuk masalah jin-gate, dia jauh lebih pakar dibanding mbah-mbah atau aki-aki yang namanya sering terpampang di berbagai media. Bahkan almarhum kakek saya pun yang semasa hidupnya oleh para jawara Betawi dijuluki lubi (luar biasa) belum tentu bisa menandingi kehebatan kawan saya dalam perkara jin.

Sesaat saya merasa seperti orang bodoh. Jauh di lubuk hati, sebenarnya saya merasa iba pada kawan saya ini. Sungguh saya mengira hidup bersama ratusan jin dalam satu atap adalah hal yang membanggakan bagi komunitas jin-gate. Ternyata tidak. Istri kawan saya itulah yang justru pertama kali unjukkan ketidakbetahannya tinggal seatap dengan jin. Setiap hari tak ada yang dilakukannya kecuali teriak-teriak tak karuan. Ia sering digoda jin-jin suaminya, apalagi saat suaminya sedang tak berada di rumah. Jin-jin itu hobi sekali meletakkan buah durian dan permen di belakang istri kawan saya terutama ketika ia sedang mengepel lantai rumah. Ujung-ujungnya, suaminya mengeluh, uang yang berada di dompetnya sering hilang. Istrinya tak mau kalah pula, dengan nada mendengus ia protes, uang belanjanya yang ia letakkan dalam lemari juga sering raib entah ke mana. Belakangan baru diketahui, ternyata uang mereka selama ini telah dicuri jin-jin peliharaan suaminya untuk membeli durian dan permen. 

Awalnya saya tidak percaya mendengar cerita mereka, saya pikir cerita ini tak lebih dari bualan murahan. Namun setelah saya dipertemukan dengan seorang yang pernah membeli jam tangan ‘jarak jauh’, di mana transaksi yang terjadi bukan lintas antar kampung, tapi ‘lintas negara’. Spontan seketika itu juga ketidakpercayaan saya luntur.

Orang itu bercerita pada saya, betapa dia sangat menyesal tidak sempat membeli jam tangan di sebuah toko jam sewaktu berkunjung ke sebuah negara Uni Emirat Arab. Jam tangan itu begitu bagus untuk dilingkarkan di pergelangan tangannya. Namun sayang, keinginannya tak kesampaian karena kesibukannya yang padat dan masa visanya yang terbatas. 

Di Indonesia, di rumah kawan saya, ia bercerita mengenai jam tangan cantik itu, tak lupa ia beritahu pula harganya. Dengan entengnya kawan saya menyuruh orang itu menulis jumlah harga jam tangan itu pada selembar cek. Setelah menulis jumlah harga, kawan saya mengambil cek itu, lalu kawan saya beranjak masuk ke sebuah kamar yang terletak di sudut ruangan. Kamar itu begitu gelap. Nampaknya sengaja tak diberi penerangan. Tak beberapa lama terdengar suara gemuruh, seperti bunyi benda jatuh di atas langit-langit. Beberapa saat kemudian kawan saya muncul. Di tangannya sudah ada sebuah kotak jam dengan deretan tulisan aksara arab pada beberapa bagian sisinya. Di hadapan orang itu kawan saya membuka kotak jam. Aha, sebuah jam tangan cantik yang sempat ditaksir orang itu dikeluarkan dari dalam kotak. Kedua mata orang itu seketika terbelalak. Kawan saya juga memberikan secarik kwitansi pembelian jam lengkap dengan stempel tokonya.

Kelihatannya orang itu masih belum percaya juga, saat itu juga melalui telepon dan berbicara bahasa arab orang itu langsung menghubungi toko tempat jam tangan itu dibeli. Pembicaraan via telepon itu diputus setelah penjaga toko jam nun jauh di negeri unta mengakui bahwa baru saja ia kedatangan seorang pria yang membeli jam dengan jenis dan jumlah harga yang sama persis dengan jam yang ada di hadapannya berikut harganya yang tertera jelas di kwitansi pembelian.
     
Begitu juga dengan beberapa saksi mata yang pernah membeli bensin di tengah hutan Alas Roban, di tengah malam yang pekat, dan dalam keadaan mobil yang tengah berjalan. Keras kepala para penumpang mobil untuk mengisi bensin di pom bensin berikutnya lumer sudah. Jarak tempuh menuju pom bensin berikutnya masih teramat jauh sementara persediaan bensin kian menipis. Semua yang ada di dalam mobil kelabakan, takut mobil yang mereka naiki mogok di tengah hutan yang terkenal angker itu. Kawan saya itu tenang-tenang saja. Sambil meledek mereka yang tadi keras kepala kawan saya menyuruh patungan (mengumpulkan uang) untuk membeli bensin. 

“Becanda lo, mana ada yang jual bensin eceran di tengah utan begini!” kata salah satu penumpang.

Lalu enak saja ia memasukkan uang hasil patungan itu ke dalam saku bajunya. Ia memberi isyarat agar para penumpang yang lain memperhatikan amper bensin di speedometer. Jarum amper bensin yang tadi berada di garis E perlahan bergerak naik dengan sendirinya. Semua yang ada di situ termasuk supir melengak keheranan. Suasana seketika berubah menjadi hiruk pikuk gembira.



“Gile bener, tengah malam begini, di tengah utan, kita masih bisa ngisi bensin...!” teriak salah seorang penumpang penuh kegembiraan.

Dalam beberapa kesempatan kawan saya hanya berpesan, jika bertamu ke rumahnya dan berbincang-bincang dengannya, perhatikan belahan di atas bibirnya. Jika belahan bibirnya ada berarti orang itu adalah dirinya. Jika sebaliknya, tak diragukan lagi, orang itu adalah jin yang sedang menyamar sebagai dirinya.

“Pantesan, gue tanya soal bisnis, lo sering kagak tau..!”sungut salah seorang yang sering tertipu oleh penyamaran jin kawan saya.


You May Also Like

1 comments

  1. Salam kenal Bang Ibnu, saya juga memiliki pengalaman dalam dunia klenik, saya termasuk junior dalam urusan begini. Pada awalnya saya kurang tertarik dengan supranatural namun terpaksa karena keluarga saya terkena teror teluh dan guna - guna. Akhirnya sedikit demi sedikit, sedikit faham dan keterusan. Jin memiliki ras dan juga tingkatan. Saya memiliki jin karena tempat tinggal saya angker dan sering mendapat teror hantu. Jin yang pertama kali saya miliki adalah seorang raja Jin raksasa mereka sepasang Raja & Ratu mereka hobi menjebol kali dan tanah juga rumah yang sedang dibangun developer tempat tinggal saya di kawasan citayam. Setelah Idul Adha saat saat membakar sate kambing , saya mengambil beberapa tusuk untuk dedemit diwilayah tersebut. Tiba - tiba ditempat kali yang jebol tersambar petir. Esok pagi ketika saya kerja bakti membetulkan kali saya melihat sebuah batu putih tidak terlalu bagus tetapi berat dan mengandung energi.

    Setelah saya tayuh saya rawat mereka memberi mimpi kepada istri saya kalau mereka sebenarnya penguasa didaerah tersebut mereka tergusur oleh developer dan mereka selalu berpindah karena semua lahan dipakai untuk rumah akhirnya mereka mengamuk menurunkan hujan badai dan menjebol kali terus menerus. Raja jin dan ratu jin memiliki tinggi sepohon kelapa mereka termasuk golongan Jin Gunung sebab menurut pengakuan Ratu Jin mereka sebenarnya bertempat tinggal di Gunung Pangrango, sejak ratusan tahun pindah ke rawa tempat tinggal saya sekarang ini. Dan rumah mereka adalah tempat yang saya tempati . Setelah batu saya ambil hingga saat ini tidak ada kali jebol dan banjir. Ratu Jin walaupun berpenampilan seram namun termasuk Gol Jin putih hingga saat ini ia menjadi saudara sekaligus penasehat spiritual keluarga kami.
    Bahu membahu melawan musuh - musuh keluarga saya. Saat ini saya memiliki beberapa jenis Jin saya juga bingung mereka bisa berubah wujud ada Kakek tua, Harimau, Naga raksasa, Ada jin Marid, Jin teluh sebagian ada yang rampasan dan akhirnya sampai saya ini memiliki pasukan kodam pribadi dan memiliki fungsi terentu. Wah kalau dicertain bisa ngga habis - habis ini...

    BalasHapus