Pager, Alat Komunikasi Paling Ngetren Tahun 90-an


Antara tahun 1994-1995 muncul sebuah alat komunikasi paling canggih di tanah air. Pager namanya. Begitu muncul, pager langsung diserbu banyak kalangan pebisnis dan pelaku profesional. Kalau sudah menyelipkan pager disabuk pinggang, perasaan seketika jadi bertambah gagah. Decak kagum dan pandangan melongo keheranan orang-orang saat memandangi pager menjadi sebuah keasyikan tersendiri bagi pengguna pager saat itu.

Di Jakarta saja saat itu pengguna pager bisa dihitung dengan jari. Bayangkan, begitu asingnya benda komunikasi itu hingga pejabat sekelas lurah saja belum tentu memilikinya. Padahal 1 unit harga pager cuma berkisar 350 ribu perak. Jelas minimnya pengguna pager bukan disebabkan oleh harganya, tapi memang kebanyakan masyarakat Indonesia saat itu masih gaptek alias gagap teknologi. Penyebab lainnya adalah masyarakat Indonesia cenderung terbiasa menggunakan sebuah peralatan teknologi setelah banyak orang lebih dulu menggunakannya.

Alat komunikasi pager ini berfungsi hanya untuk membaca pesan dari penghubung. Sistem kerja pager hampir mirip dengan cara kerja SMS (Short Message Service). Si penghubung terlebih dahulu harus menghubungi operator pager dengen menyebut ID pager yang akan dituju. Kemudian operator akan menyampaikan pesan melalui teks ke pesawat pager tersebut.

Memasuki tahun 1997 pengguna pager terus meningkat. Penggunanya bukan lagi pengusaha dan pebisnis profesional, tapi anak-anak muda di ibukota dan kota besar lainnya di Indonesia. Masa kejayaan pager mulai sirna ditahun 1999 seiring dengan masuknya telekomunikasi telepon seluler.




You May Also Like

0 comments