Bang Pi'i, Jawara Beken Betawi Yang Jadi Menteri (Part 1)

 

Jawara Populer Betawi Abad 19

Di awal abad 19, sebagai wilayah pusat aktivitas Hindia Belanda yang berlokasi di pesisir pantai, begitu banyak para aktor sejarah yang sudah berseliweran mewarnai jagat panggung Batavia. Bang Pi'i, salah satunya. Di kawasan Pasar Senen, tahun 1935 nama satu ini mendadak muncul lalu mulai merekah. Aksi pertarungan bebasnya di publik mulai banyak menjadi sorotan. Menghasilkan buah bibir di banyak kalangan. Usianya baru menginjak 16 tahun, tapi keahlian bela diri silatnya mengundang decak kagum. Didukung keberanian, Pi'i terus menorehkan sejarah perjalanan kisah hidupnya di antara nama beken para jawara Djakarta.

Terlahir bernama Imam Syafi'i. Ia telah menjadi yatim sejak usianya belum genap 5 tahun. Ayah kandungnya, Bang Mughni, seorang jawara kawasan Senen berkepandaian tinggi. Ia beraliran putih. Ia tewas dibunuh Ayub, adik seperguruannya sendiri karena faktor kedengkian, iri hati, dan pengkhianatan. Peristiwa ini cukup mengejutkan dunia jawara Betawi. Karena apa yang dilakukan adik seperguruan Mughni itu bukan aksi umumnya para jawara. Mughni tewas bukan karena duel berhadap-hadapan, tapi diserang mendadak dari belakang oleh Ayub saat keduanya tengah naik getek di sungai Ciliwung. Ini jelas aksi culas dan pengecut yang telah membuat aib dunia persilatan Batavia.

Beranjak sedikit ke arah Timur di wilayah Kebon Nanas, seorang tokoh jawara berkharisma yang memiliki kepandaian bela diri luar biasa mengetahui peristiwa ini hanya dari dalam kamarnya. Beliau adalah Tuan Sayyid Abdul Qadir. Orang banyak mengenalnya dengan sebutan Wan Kadir. Popularitas namanya memang tidak sementereng Pitung atau Ji'ih, tapi ilmu pusat intisari bumi yang dimilikinya membuatnya sulit tertandingi oleh siapapun di jagat Batavia. Wan Kadir dikenal tidak suka pamer. Meski begitu, menyebut namanya saja sudah cukup membuat lutut jawara paling jago di seantero Batavia gemetaran. Ia pro keadilan dan anti kezaliman. Musuh utamanya adalah para kumpeni Netherland dan mereka yang melakukan dan mendukung aksi kemungkaran dan kezaliman.

Mughni nampaknya mengenal Wan kadir. Sejurus dua jurus ilmu sempat pula ia pelajari dari Wan Kadir. Dan itu sebabnya mengapa kepandaian bela diri Mughni tiba-tiba mampu melesat jauh dibanding Ayub. Jelas sulit bagi adik seperguruannya untuk merubuhkan Mughni meski mengerahkan semua ilmu yang ada hingga pada saat melakukan perjalanan berdua terbersit pikiran pengecut untuk membokong Mughni dari belakang. Jika tidak begitu, Ayub tidak akan pernah bisa menyaingi popularitas dan kebekenan Mughni seumur hidupnya.

bersambung part 2


You May Also Like

0 comments